28 Maret 2013

1. Rumah Sakit Pemerintah & Rumah Sakit Swasta

Rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta

2. Pusat Kesehatan Masyarakat

Puskesmas

3. Klinik Kesehatan

Klinik kesehatan

4. Apotek & Toko Obat

Apotek dan toko obat

23 Mei 2008

Kencing Manis Bikin Buta

PENDERITA kencing manis (diabetes) dan tekanan darah tinggi (hipertensi) menahun sebaiknya mewaspadai kesehatan matanya. Lho? "Mereka yang mengidap diabetes dan darah tinggi di atas 8 tahun, memiliki kemungkinan besar terserang gangguan mata yang serius," kata dr Naomi Patioran Panggalo SPM, pengelola Klinik Mata Samarinda. Menurutnya, kadar gula yang tinggi pada penderita diabetes akan menutupi selaput dan retina, serta mengakibatkan kebutaaan permanen. Sedangkan tekanan darah tinggi bisa mengakibatkan putusnya syaraf mata. Kelainan pada darah juga bisa menyebabkan kebutaan, yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah. Naomi menyarankan perawatan mata memperoleh perhatian serius, baik oleh mereka yang mengalami gangguan penyakit lain maupun untuk menjaga agar kesehatan mata tetap maksimal. "Yang hobi baca, pastikan cahayanya cukup. Hindari mata dari kelelahan berlebihan," kata Naomi. Meski belum merasakan ada gangguan, sebaiknya kesehatan mata diperiksa secara berkala. / ss /

Sumber : Kaltim Post

Memelihara Berat Badan

TIDAKLAH mudah untuk menjaga berat badan yang ideal, karena ada dua pola makan yang tidak normal yang bisa menjadi penyebab kegemukan yang biasanya dipicu oleh stres. Yang pertama dipicu oleh makan banyak (binge eating disorder). Yang kedua yaitu makan di malam hari (night-eating syndrome), bisa karena kurang nafsu makan di pagi hari atau karena mengalami insomnia (gangguan tidur).

Berikut ada tips yang bisa anda gunakan sebagai solusi menjaga berat badan.

1. Bulatkan tekad untuk memiliki tubuh ideal. Jangan melakukan diet dengan ragu-ragu atau setengah-setengah, karena akan membingungkan proses pencernaan di dalam tubuh.

2. Pandai mengatasi rasa lapar. Rasa lapar timbul bila karena kadar gula dalam darah berkurang atau lambung dalam keadaan kosong. Jika terpaksa pilihlah makanan rendah kalori tapi mengenyangkan, misalnya sayur atau buah. Untuk makanan yang diolah, pilihlah yang direbus. Bila yang timbul rasa haus, maka cukup meneguk segelas air putih atau minuman bebas kalori lainnya.

3. Mengatur pola makan. Mulailah mengkonsumsi lebih banyak makanan berserat, karena timbunan lemak dalam tubuh berasal dari jenis makanan berlemak, protein, dan karbohidrat. Jadi kurang tepat bila kita hanya mengurangi jenis makanan lemak, karena makan karbohidrat yang berlebihanpun akan ditimbun dalam bentuk lemak.

4. Makan atau mengemil bukanlah penghalau stres. Jika anda terbelit persoalan, cari jalan keluar atau sementara alihkan perhatian dengan berolahraga. / sm /
.
Sumber : Kaltim Post

Ingin Langsing, Hati-hati !

DULU orang berpendapat memiliki ukuran badan besar atau bobot berlimpah dulu dipandang sebagai lambang kemakmuran. Tetapi seekarang banyak orang makin sadar jika gemuk adalah gudangnya penyakit. Jadi tak heran jika banyak orang mulai berlomba-lomba mengurangi bobot tubuhnya

Namun banyak orang yang melakukannya dengan cara keliru. Bahkan ada ingin langsing dengan cara instant asal tubuhnya tampak ideal. Sayang bukannya langsing yang didapat, tapi ujung-ujungnya malah ke rumah sakit.

Obesitas atau kegemukan memang menjadi hal yang kerap dibicarakan banyak kalangan, mungkin untuk beberapa orang 'gangguan' ini memang mudah untuk diatasi, tinggal mengerem asupan makan tubuhpun jadi langsing. Namun tak semua orang bisa mengalami 'anugerah' tersebut, pasalnya 'riwayat' kegemukan sendiri menjadi salah satu hal yang ikut memperlancar suksesnya penurunan bobot tubuh seseorang.

Selain tak enak dipandang gemuk sendiri juga menyimpan banyak sisi negatif bagi tubuh, tubuh jadi cepat lelah debar jantung lebih kencang, pernapasan terganggu. Bahkan yang paling serem lagi kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit kelas berat, seperti diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit jantung.

Sampai taraf mana sih seseorang menderita obesitas? Obesitas dihitung dari penumpukan lemak pada jaringan tubuh yang melebihi 30 persen (wanita) dan di atas 25 persen (pria). Dalam hal ini normalnya, komposisi lemak tubuh pria 12 - 28 % dari total berat badan. Sementara wanita 18 - 24%.

Saat ini beragam cara membasmi si gemuk banyak kita jumpai, mulai cara konvensional seperti berolahraga, mengatur pola makan, hidup teratur, atau menggunakan alat bantu misalnya obat pelangsing, konsumsi obat modern berbahan kimia, akupuntur, sedot lemak, dan berbagai cara lain yang bisa dibilang tak aman jika kita melakukannya sembarangan dan tanpa prosedur yang pasti. Bahkan bukan tak mungkin ada efek samping dikemudian hari.

Keluarga obat konvensional yang paling sering dijumpai di pasaran kerap adalah orlistat, yang bekerja menahan penyerapan lemak dan menghambat pemecahan molekul lemak dalam usus besar. Efek sampingan biasanya timbul berupa buang air kecil tidak terkontrol dan munculnya rasa tidak nyaman pada perut. Bahayanya, jika obat jenis ini digunakan terus-menerus, tubuh bisa dengan mudah kehilangan vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak.

Jenis obat kurus lainnya berasal dari keluarga amfetamin, yang cara kerjanya lebih menekan nafsu makan. Seperti halnya orlistat, amfetamin juga membawa efek negatif seperti insomnia, gelisah, tremor (gemetar), sakit kepala, hipertensi, hingga jantung berdebar.

Sementara itu pengusir gemuk dari golongan furosemid lebih bersifat diuretika atau memaksa tubuh mengeluarkan banyak cairan yang memicu mengecilnya sel-sel tubuh. Jika tubuh dipaksa melakukan hal ini, bukan tak mungkin ginjal bakal mengalami kerusakan dan dehidrasi serta penggumpalan pada lambung.

Obat pencahar (laksansia) juga dijadikan sebagai alternatif pilihan untuk menurunkan berat badan. Laksansia memaksa kotoran dari usus keluar dengan paksa, terutama jika ada gangguan pada saluran pembuangan. Penggunaan laksansia dalam waktu panjang dan terus menerus berpotensi menyebabkan gangguan pada usus serta gangguan elektrolit, terutama kehilangan kalium yang dapat menyebabkan obstipasi (gangguan pembuangan yang parah).

Tak hanya berhenti dari rumpun obat-obatan yang 'menyiksa' tubuh untuk membuat tubuh langsing, beberapa tahun terakhir, pasar juga dibanjiri produk suplemen makanan dan minuman berserat. Suplemen jenis ini akan menggumpal dalam lambung, sehingga mengurangi nafsu makan. Perut pun rasanya kenyang terus, meski tak banyak makanan yang masuk, begitu juga obat yang lainnya, mengkonsumsi suplemen ini dalam jangka panjang juga membahayakan, karena berpotensi menyumbatan usus besar.

Beralih menyiksa anggota tubuh bagian dalam, cara lain yang mulai trend digunakan adalah akupuntur. Tusuk jarum ini dapat mengurangi lapar dan nafsu makan, sehingga ujung-ujungnya mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Memang tubuh langsing dan sehat selalu jadi idaman semua orang namun bukan berarti kita sembarangan 'menyiksa' tubuh kita khan? So, mulai hati-hati jika ingin langsing, akan lebih baik mulai membiaskan diri hidup sehat dan berolah raga secara teratur, tubuh langsing, badanpun sehat. / rit /

Sumber : Kaltim Post